Minggu, 30 Oktober 2011

Reliabilitas

Definisi Reliabilitas

Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas merupakan konsistensi atau keterpecayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya, karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor error dari pada faktor perbedaan yang sesungguhnya.
Tinggi/rendahnya reliabilitas secara empirik ditentukan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas awalnya merupakan korelasi antara dua distribusi skor tes dari dua alat ukur yang berbeda yang dikenakan pada subjek yang sama. Koefisien reliabilitas dilambangkan dengan notasi rxx. Koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan angka 1.00 sedangkan reliabilitas yang sudah dianggap cukup memuaskan atau tinggi adalah ≥ 0.70.

Reliabiltas dalam Penelitian

Ketergantungan (dependability). Konsep ketergantungan berkaitan erat dengan keterandalan. Hasil dari pengujian awal diharapkan akan konsisten dengan pengujian-pengujian berikutnya. Hasilnya selalu berupa numerik dan tak boleh berubah-ubah, karena merupakan karakteristik dari proses ukuran. Reliabilitas selalu menunjukkan keandalan instrumen penelitian dalan berbagai bentuk, yakni hasil pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang berbeda (inter-penilai), hasil pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang sama dalam waktu berbeda (pengetesan ulang), hasil pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang berbeda dalam waktu bersamaan dengan tes yang berbeda (bentuk paralel), dan hasil pengujian yang sama dengan menggunakan berbagai pernyataan-pernyataan membangun (konsistensi internal).

Pendekatan Reliabilitas

•Tes Ulang
•Tes Sejajar/Paralel Form
•Konsistensi Internal
1. Formula Spearman Brown
2. Formula Rulon
3. Formula Alpha
4. Formula Kuder Richardson 20

 Tes Ulang ( test re-test )

Menggunakan satu alat ukur yang dikenakan dua kali pengukuran pada subyek yang sama. Antara pengukuran pertama dan yang kedua ada jeda waktu. Koefisien reliabilitasnya adalah korelasi dari hasil pengukuran pertama dengan yang kedua rAA = rukur-ukur setara . Kurang praktis dan memungkinkan carry over effects. Test-retest untuk melihat kestabilan jawaban responden. Responden menempuh dua kali pengukuran pada alat ukur yang sama diselingi suatu selang waktu
Ukur Selang waktu Ukur ulang
X ----------------- X
Selang waktu tidak terlalu singkat karena responden masih mengingatnya dan tidak terlalu lama sehingga responden sempat berubah. Umumnya sekitar selang 3 minggu.
Contoh .
Resp X1 X2
1 58 60
2 64 59
3 70 74
4 72 68 rAA = 0,81
5 57 59
6 67 60
7 54 56
8 61 63
9 71 70
10 65 67
Pembahasan
Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur ulang masih mirip dengan hasil ukur, apakah jawaban responden stabil sehingga dinamakan reliabilitas stabilitas. Korelasi dilakukan pada sekor responden saja tanpa memperhatikan komposisi butir. Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama
Misal
Butir 1 tentang matematika
Butir 2 tentang biologi
Butir 3 tentang bahasa
. . .

Tes Sejajar/Pararel Form

Membutuhkan dua alat ukur yang dianggap memenuhi asumsi paralel. Koefisien reliabilitasnya adalah korelasi dari hasil pengukuran alat ukur 1 dengan alat ukur 2. Sulit mencari alat ukur yang paralel dan tidak menghilangkan kemungkinan carry over effects. Responden menempuh dua pengukuran setara tanpa atau dengan selang waktu.
Tanpa atau
Ukur dengan ukur setara
selang waktu
X ----------------- X

Masalahnya adalah bagaimana menentukan kesetaraan pengukuran atau ujian.
Contoh 4
(a) (b) (c)
Resp uji uji setara Resp uji uji setara Resp uji uji setara
1 55 57 1 60 65 1 50 55
2 68 73 2 50 60 2 60 70
3 62 64 3 75 69 3 70 68
4 50 52 4 65 70 4 60 65
5 66 61 5 55 64 5 75 80
6 69 72 6 60 55 6 60 60
7 56 58 7 63 70 7 55 60
8 60 62 8 70 75 8 62 56
9 63 65 9 62 62 9 50 55
10 59 61 10 59 64 10 56 63
11 55 57 11 70 61
rAA = 12 60 65 12 55 60
13 73 71 13 60 63
14 68 72 14 50 58
15 57 64 15 74 77
rAA = rAA =
Konsistensi Internal

Kelemahan test-retest perubahan kondisi peserta test, kelemahan paralel test adalah sulit terpenuhinya kondisi 2 tes yang benar-benar paralel. Penyajian test tunggal adalah pengujian akan konsistensi antar bagian atau konsitensi antar item dalam test. Konsistensi internal adalah komputasi index reliabilita dengan penyajian test tunggal untuk melihat konsistensi antar bagian atau konsitensi antar item dalam test. Pengujian konsistensi internal menghendaki pembelahan tes menjadi bagian yang berisi item dalam jumlah tertentu. Membutuhkan satu alat ukur yang dikenakan sekali pada sekelompok subjek. Komputasi koefisien reliabilitasnya dilakukan dengan membelah alat ukur menjadi beberapa bagian. Bentuk dan sifat alat ukur serta banyaknya belahan menentukan teknik perhitungan koefisien reliabilitasnya.

Spearman Brown

Jumlah item genap. Alat ukur dibelah menjadi dua bagian (ganjil-genap atau atas-bawah)
Jika reliabilitas bagiannya telah ditemukan maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai koefisien reliabilitasnya dengan rumus:

Keterangan:
n adalah banyaknya subjek
X1 adalah data belahan pertama
X2 adalah data belahan kedua

Formula Rulon

Alat ukur dibelah menjadi dua bagian yang seimbang (ganjil-genap atau atas-bawah). Komputasi didasarkan pada selisih skor subyek pada kedua belahan. Konsep formula Rulon adalah perbedaan antara skor yang diperoleh subjek pada belahan pertama dengan belahan kedua, perbedaan ini dipandang sebagai galat (error) dari instrumen tes objektif. Persamaan yang digunakan adalah:

Formula Flanangan

Koefisien reliabilitas menurut Flanangan berdasarkan pada varians masing-masing belahan dan varians totalnya. Dengan formula, sebagai berikut:


Formula KR-20

Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab benar butir soal ke-i
q : proporsi subjek yang menjawab salah butir soal ke-I (q = 1 – p)
Jum.pq : Jumlah hasil kali p dan q
n : Banyaknya item
S : Standar deviasi (akar varians)
Apa yang Membuat Skor Unreliabel
Tes hanya mengukur sampel tingkah laku. Konsekwensinya dapat menimbulkan error measurement. error measurement bersumber pada
1. Systematic measurement error (karakteristik peserta tes)
2. Random error measurement, kejadian pada saat administrasi tes
ex. Guessing, distraction in test condition, administration error

Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas

1.Faktor internal: faktor yang melekat pada alat ukur itu sendiri
2.Faktor eksternal: faktor yang terdapat diluar alat ukur itu sendiri
Faktor Internal
•Banyaknya butir, makin banyak butir makin reliabel
•Range skor total, makin besar range skor total, alat ukur makin reliabel, karena menunjukkan bahwa subyek uji coba heterogen.
•Homogenitas aitem, makin homogeny aitem, makin reliable (jangan sampai tujuan untuk mengukur matematika, didalamnya terdapat butir tentang kimia)
•Tingkat kesulitan butir soal, butir yang terlalu mudah atau terlalu sulit, reliabilitas rendah. Tingkat kesulitan yang baik berkisar 0.25s/d 0.75
•Daya beda buti rsoal, alat yang daya bedanya tinggi, makin reliabel
Faktor Eksternal
•Variabilitas kelompok, makin homogen kelompok testee, reliabilitas makin rendah. Sebaliknya, makin heterogen testee, reliabilitas makin tinggi.
•Terkaan testee saat menjawab. Terkaan membuat keakuratan hasil ukur kurang bisa dipercaya (menimbulkan kesalahan). Makin besar kesalahan, alat ukur makin tidak reliabel.
•Fluktuasi keadaan sesaat pada diri subyek. Kondisi subyek yang berubah-ubah akan mempengaruhi reliabilitas.

Cara Meningkatkan Reliabilitas

1. Mengonsep satu variabel dengan jelas.
2. Setiap pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel harus spesifik agar dapat mengurangi intervensi informasi dari variabel lain.
3. Menggunakan level pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat suatu level pengukuran, maka variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang dimiliki semakin mendetail. Prinsip dasarnya adalah cobalah melakukan pengukuran pada level paling tepat yang mungkin diperoleh.
4. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari satu indikator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih luas terhadap konten definisi konseptual.
5. Gunakan Tes Pilot, yakni dengan membuat satu atau lebih draft atau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis (pretest). Dalam penggunaan Pilot Studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari literatur-literatur yang berkaitan. Selanjutnya , pengukuran terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari pengukuran yang dilakukan peneliti saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan dengan berbagai cara sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti kemudian tetap sama.
Reliabilitas dapat diartikan sebagai tingkat konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama dan tes yang sama pula ketika diuji pada waktu yang berbeda. Atau, konsistensi skor juga dapat diperoleh dengan soal yang berbeda tetapi memiliki kesamaan dari berbagai aspek.
Dalam menentukan reliabilitas sebuah alat evaluasi dalam hal ini instrumen tes, dapat dikelompokkan berdasarkan jenis instrumen tersebut, yaitu:
1. tes objektif
2. tes uraian
3. tes afektif

5 Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Sukses Interview

Panggilan interview merupakan tahap awal Anda akan memperoleh pekerjaan. Meskipun sudah beberapa kali datang ke undangan interview, ternyata...